Translate

Sabtu, 15 Oktober 2016

Mading NTT



Mading Kreasi dari Kami Anak Indonesia Timur

       Majalah dinding adalah salah satu media komunikasi massa tertulis yang paling sederhana. Saya Dwi Anik Maritasari sebagai pendidik di daerah 3T memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi murah yang dapat mengembangkan kecerdasan berfikir, kreativitas, dan berorganisasi mereka. Tekad tersebut saya wujudkan melalui proyek pembuatan mading bagi kelas VI. Proyek ini diprakarsai berdasarkan temuan yakni anak-anak murid saya terlalu kaku dalam mengekspresikan diri. Saya ingin sekali mendorong anak-anak murid saya untuk mengekspresikan diri secara bebas dalam batasan normal untuk menyiapkan diri berlaga di tangga selanjutnya.

      Prinsip dasar penamaan majalah dinding diambil karena penyajiannya yang dipampang pada dinding. Penyajian majalah dinding yang kami buat yakni kombinasi tulisan dan gambar. Kami hanya bermodalkan karton tempat tatanan telur untuk disulap menjadi madding. Ide ini muncul dari setumpuk karton tempat tatanan telur yang tak berguna di sudut warung salah satu murid saya. Nak, kalian perlu melihat dari sudut pandang imaji lain untuk menghadirkan kegunaan suatu barang salah satunya sampah tempat tatanan telur ini.

      Terdapat serentetan cerita, ilmu, serta pengalaman dari pembuatan proyek perdana kami. Menghadirkan selembar madding berarti mengorganisasikan dua puluh empat anak-anak murid saya. Tuntutan sebagai pendidik professional, menuntut saya untuk membangun kerja tim muda berusia dua belas tahun yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan, kedisiplinan diri, serta ketekunan belajar. Saya paham betul, anak-anak murid saya dibesarkan dengan belaian rotan yang menumbuhkan kepribadian keras nan tidak mau mengalah.


       Saya mengorganisasi kerja tim mereka untuk menentukan tema serta judul madding menggunakan pengambilan keputusan musyawarah mufakat. Sungguh teramat menyita waktu dan tenaga memadukan dua puluh empat anak dengan pikiran dengan ide-ide penuh warna. Namun itulah inti dari proses musyawarah melalui metode diskusi. Meskipun mereka sempat bentrok baku hantam pendapat disana-disini, akhirnya anak-anak murid saya belajar juga mengikis bukit keegoisan mereka. Mereka mampu menempatkan kekompakan kerja untuk menyepakati suatu keputusan, sungguh saya bangga nak! Berdasarkan hasil musyawarah mufakat hasil pemikiran mereka sendiri, tema yang disetujui berjudul “Anak Indonesia” sedangkan judul yang diambil untuk madding adalah “Kami Anak Indonesia Timur”.

      Madding sederhana kami memiliki beberapa unsur senyawa kimia menarik yang diracik sendiri oleh murid.  Semua senyawa tersebut disusun oleh mereka berdasar harmoni khas anak Indonesia timur sehingga perwujudan keseluruhan mading tampak menarik. Madding kami tersusun dari artikel yang mengangkat tentang anak Indonesia timur, pantun jenaka, pantun edukatif tentang pendidikan, berita utama tentang acara ada di taisuni, serta kolom puisi yang membuat saya haru. Bagaimana tidak mengharukan jika kamu dijadikan salah satu bagian rentetan kata-kata indah dalam puisi berjudul “Anak Malaka”. Haru bahagia itu kembali hadir saat mereka juga menggambar saya bersama  dengan mereka yang seragam mengenakan pakaian adat di acara adat di Taisuni.

“Anak Malaka”
Kami anak-anak Malaka
Kami berbahasa Indonesia
Kami sekolah di SDI Bora
Kami senang belajar dengan Ibu Anik
Wahai teman
Carilah ilmu sebanyak-banyaknya
Dan tiada putusnya capailah cita-citamu
Bekali hidupmu dengan ilmu
Belajarlah dengan giat
Janganlah cepat putus ada
Hadapi segala rintangan yang ada
Jadilah dirimu seperti matahari
Matahari yang tiada henti menerangi bumi
Jangan lupa berdoa agar semua cita-citamu terwujud
Anak malaka harus mengejar ilmu
Anak malaka harus belajar dengan giat
                  Supaya bisa pandai 


     Adapun sasaran peranan pokok dari madding yakni media komunikasi, ajang penumbuhan kreativitas siswa, penumbuhan kebiasaan membaca, pengisi waktu kecerdasan berfikir, berorganisasi, serta melatih kemampuan menulis. Kehadiran madding dengan tulisan yang elastis serta mudah disesuaikan dengan tema yang actual membuat madding praktis sebagai media komunikasi. Madding sebagai ajang penumbuhan kreativitas dimaksudkan sebagai tempat mencurahkan berbagai ide, gagasan, pikirn,daya cipta, bahkan fantasi jiwa. Membaca madding dapat membangkitkan gairah membaca lewat sajian dalam madding. Madding merupakan jembatan awal yang melahirkan pengetahuan, ketangkasan berfikir, dan terbentuknya kecerdasan.