Translate

Minggu, 18 September 2016

Tentang Cinta & Kepercayaan di Tapal Batas

“Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar menjadi mudah dilakukan itulah pendidik sejati Ralph Waldo Emerson.

HARNUM KURNIAWATI, Malaka
          Perjalanan dalam maju bersama mencerdaskan Indonesia baru dimulai. Satu purnama telah terlewati dan masih ada 11 purnama yang akan menanti. Masih banyak cerita dalam penugasan para sarjana mengajar terdepan tertinggal terluar atau sering disebut guru 3T di tapal batas negeri.  Dan saya berkesempatan menjadi  guru 3T di SD Katolik Sukabilulik tepatnya di Desa Oanmanen Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka. 

          Menjadi seorang pendidik di perbatasan memang tidak semudah pendidik di daerah modern. Letak geografis, adat dan budaya sangat mempengaruhinya. Satu hal yang saya tahu dimanapun pendidik itu berada yang tidak berbeda adalah motivasi dari seorang pendidik. 


          Seperti yang dikatakan Abraham Maslow pakar teori kepribadian dalam teori hirarkinya ada lima kebutuhan dasar motivasi bagi setiap orang. Kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, penghargaan dan aktualisasi diri. Motivasi itu juga bisa menjadi bekal seorang pendidik 3T untuk menimbulkan sikap profesionalitas yang dapat mempengaruhi integritas dalam dirinya.
         Namun menurutku satu hal yang tak bisa digantikan dan itu datang sebagai proses naluriah. Pendidik sejatinya adalah manusia yang penuh cinta. Disini pendidik 3T sangat diuji untuk menginspirasi. Pendidik dengan motivasi penuh cinta tidak hanya mengajar dengan mulut namun dengan hati. Kita pendidik bukan hanya dituntut untuk menngajarkan kepada siswa membaca menulis ataupun berhitung. Lebih dari itu semua pendidik dengan motivasi penuh cinta tahu betul bagaimana cara mendidik dengan menemukan perbedaan pada proses belajar dan mengembangkan perbedaan itu menjadi potensi yang baru. Jadi masih banyak waktu dalam menumbuhkan pundi- pundi cita- cita dalam diri di kawasan 3T. Pendidik 3T tidak hanya bisa memberikan hard skill dan soft skill namun mereka bisa memberikan pengetahuan tentang life skill.
 
        Mereka hanya butuh cinta seorang pendidik terhadap anak didiknya. Seperti contoh film animasi kungfu panda. Seorang Panda bernama Po yang hanya bisa makan dan membuat mie dipercaya menjadi seorang master kungfu. Namun sang guru, master shifu tak pernah berputus asa dan mengajari dirinya dengan penuh cinta. Master shifu selalu ingat kata- kata gurunya yaitu master Oogway, tidak ada yang tidak mungkin, kamu hanya terus percaya.
      
       Dari semua itu, saya hanya harus percaya bahwa saya mampu membuat perubahan dalam 11 purnama selanjutnya. Beri mereka cinta, yakin dan percaya akan ada perubahan yang terjadi. Mereka tidak harus menjadi orang lain seperti siswa di daerah lain. Tetap menjadi seorang siswa SD K Sukabilulik namun mampu menjadi pelita dengan cinta, dan kepercayaan.

5 komentar:

  1. Semoga kita bisa memjadi pendidik yang penuh cinta dan menginspirasi :D
    Salam dari Polewali Mandar, Sulbar 👋

    BalasHapus
  2. semangat adik guru,mendidiklah dengan hati,ikhlas mengabdi utk negeri,semoga amal baktimu menjadikan masa depan anak bangsa ini lebih cerah,semoga ikhlasmu menjadi jariyah,salam sukses dr kakak guru di sragen

    BalasHapus
  3. Amin ya Allah, terimaksih motivasinya.. salam kembali dari adik" guru SM3T dari Malaka :)

    BalasHapus